Media Dakwah Sekretariat: Jl. Veteran Rt 04 Kel.Bagan
Pete.Jambi Edisi 8 .17 Mei 2013 oleh Pondok
Asy-syifa
Sifat Mukmin Yang Dijamin Masuk Surga
Surga,
siapa diantara kita yang tidak ingin masuk ke dalamnya? Allah Ta’ala berfirman
(yang artinya), “Penduduk surga bisa mendapatkan apa saja yang mereka
inginkan di dalam surga. Dan di sisi Kami ada tambahan kenikmatan” (QS.
Qaaf : 35). Kaum muslimin yang dimuliakan Allah, tentu kita semua ingin masuk
surga. Terlebih lagi, di dalam surga terdapat puncak kenikmatan yang
diidam-idamkan setiap muslim, yakni memandang wajah Allah Ta’ala. Namun,
jalan menuju surga tidaklah mudah. Oleh karena itu, dibutuhkan perjuangan yang
sungguh-sungguh untuk bisa istiqomah dalam menempuh jalan menuju surga.
Sifat
mukmin yang dijamin masuk surga
Dari ‘Ubadah bin
Shamit radhiyallahu ‘anhu, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
“Berikan jaminan padaku dengan enam perkara dari diri kalian, akan aku jamin
surga untuk kalian : (1) Jujurlah jika berbicara (2) penuhilah jika kalian
berjanji (3) tunaikanlah jika kalian diberi amanah (4) jagalah kemaluan kalian
(5) tundukkan pandangan kalian (6) tahanlah tangan kalian” (HR. Ahmad,
Hakim)Dalam hadits di atas, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam menybutkan
enam sifat mukmin yang dijamin masuk surga.
Sifat
ke-1: Jujur jika berbicara
Kejujuran adalah
sebuah akhlak yang sangat mulia. Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
“Kalian wajib untuk jujur. Sesungguhnya kejujuran akan mengantarkan kepada
kebaikan. Dan kebaikan akan mengantarkan kepada surga” (HR. Muslim). Dan
Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam memperingatkan kita dari bahaya
dusta. Beliau bersabda, “Hati-hatilah kalian dari dusta. Sesungguhnya dusta
akan mengantarkan kepada maksiat, dan maksiat akan mengantarkan kepada neraka” (HR.
Muslim). Termasuk perbuatan dusta yang sering diremehkan adalah berdusta dengan
tujuan melawak. Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Celakalah
orang yang berdusta dalam berbicara supaya orang lain tertawa. Celaka dia!
Celaka dia!” (HR. Abu Dawud).
Oleh karena itu, mari
kita biasakan untuk jujur, baik dalam ucapan maupun perbuatan. Jujurlah ketika
bicara, ketika ujian, ketika berjualan, ketika bekerja, ketika mengisi data
untuk keperluan tertentu, dan lainnya.
Sifat
ke-2 : Memenuhi janji
Nabi shallallahu
‘alaihi wa sallam bersabda, “Tanda orang munafik ada tiga : Jika berkata
maka berdusta, jika diberi amanah maka berkhianat, dan jika berjanji maka
melanggar” (HR. Bukhari dan Muslim).Diantara bentuk tidak memenuhi janji
adalah orang tua yang menjanjikan anaknya yang sedang menangis dengan
mengatakan “Diam nak… Nanti bapak belikan mainan” . Setelah anaknya
diam, ternyata si ayah tidak membelikannya mainan. Ini termasuk menyelisihi
janji. Dan diantara bentuk tidak memenuhi janji juga adalah terlambat
mengembalikan barang pinjaman atau membayar hutang padahal sudah dijanjikan
waktu pengembaliannya, terlambat memenuhi waktu perjanjian yang mana waktunya
telah disepakati, dan lainnya.
Sifat
ke-3 : Menunaikan amanah
Allah Ta’ala berfirman
(yang artinya), “Sesungguhnya Allah memerintahkan kalian untuk menunaikan
amanah kepada orang yang berhak menerimanya” (QS. An Nisaa : 58). Syaikh
Ibnu ‘Utsaimin rahimahullah mengatakan, “Amanah itu pembahasannya luas
sekali. Dan pada intinya, amanah ada pada dua hal : amanah yang berkaitan dengan
hak-hak Allah, yakni amanah yang diemban seorang hamba untuk beribadah kepada
Allah dan amanah yang berkaitan dengan hak manusia” Maka, beribadah kepada
Allah juga merupakan amanah yang harus ditunaikan seorang hamba. Amanah
tersebut berkaitan dengan hak Allah. Adapun amanah yang berkaitan dengan hak
manusia contohnya adalah barang titipan dari seseorang, jabatan atau kekuasaan,
serta rahasia yang harus dijaga.
Syaikh Ibnu ‘Utsaimin
juga mengatakan, “Menunaikan amanah adalah tanda-tanda keimanan seseorang. Jika
engkau menjumpai seseorang yang memegang amanahnya, menunaikannya dengan
sebaik-baiknya, maka ketahuilah dia adalah orang yang kuat imannya. Sebaliknya,
jika engkau mengetahui bahwa dia berkhianat, ketahuilah bahwa dia orang yang
lemah imannya” (Syarh Riyadhus Shalihin, 2/464).
Sifat
ke-4 : Menjaga kemaluan
Di dalam Al Qur’an,
Allah menerangkan bahwa diantara sifat seorang mukmin yang beruntung adalah
orang yang menjaga kemaluannya. Allah berfirman (yang artinya), “dan
orang-orang yang menjaga kemaluannya, kecuali kepada istri-istri atau
budak-budak mereka, maka mereka itu tidak tercela. Adapun orang-orang yang
mencari selain itu, mereka adalah orang yang melampaui batas”(QS. Al
Mu’minuun : 5-7).
Maka, mukmin yang
beruntung adalah yang menjaga kemaluannya. Adapun orang yang tidak menjaganya
dengan berzina atau onani, maka dia adalah orang yang melampaui batas. Allah
berfirman (yang artinya), “Janganlah kalian mendekati zina. Sesungguhnya
zina adalah perbuatan keji dan jalan yang buruk” (QS. Al Israa : 32).
Sifat
ke-5 : Menundukkan pandangan
Allah berfirman (yang
artinya), “Katakanlah kepada orang-orang yang beriman, hendaknya mereka
menundukkan pandangannya dan menjaga kemaluan mereka. Sesungguhnya itu lebih
suci bagi mereka” (QS. An Nuur : 30).Ibnul Qayyim mengatakan, “Pandangan
adalah penunjuk jalan serta utusan syahwat. Menjaga pandangan adalah modal
pokok untuk menjaga kemaluan. Siapa yang tidak menjaga pandangannya, dia telah
menempatkan dirinya ke tempat kehancuran” .Maka jagalah pandangan dari lawan
jenis. Orang yang mampu menjaga pandangannya, Allah akan menerangi hatinya
dengan cahaya.
Sifat
ke-6 : Tidak menganggu orang lain
Allah Ta’ala berfirman
(yang artinya), “Dan orang-orang yang menyakiti laki-laki dan wanita yang
beriman tanpa ada kesalahan yang mereka perbuat, sungguh mereka telah
menanggung kedustaan dan dosa yang nyata” (QS. Al Ahzab : 58). Seorang
muslim adalah orang yang tidak menganggu saudaranya, temannya, maupun
tetangganya. Mereka merasa aman dengan kehadiran dirinya. Adapun orang yang
suka mengganggu atau menyakiti orang lain, baik dengan lisan maupun tangannya,
maka dia bukanlah seorang muslim yang sejati. Nabi shallallahu ‘alaihi wa
sallam bersabda, “Setiap muslim itu bersaudara. Maka tidak boleh
menzhaliminya, menelantarkannya, mendustakannya, ataupun menghinanya. (Lalu
beliau bersabda) Cukuplah seseorang dikatakan telah berbuat keburukan jika ia
menghina saudaranya sesama muslim. Darah, harta, dan kehormatan setiap muslim
atas muslim lainnya adalah haram (untuk diganggu)” (HR. Muslim)
Segala taufik hanya
ditangan Allah
Kaum muslimin yang
dirahmati Allah, itulah enam sifat seorang mukmin yang dijamin oleh Rasulullah shallallahu
‘alaihi wa sallam untuk masuk surga. Kita memohon kepada Allah agar
memberikan kita taufik-Nya serta membantu kita untuk melaksanakan keenam sifat
tersebut, karena tiada daya dan upaya melainkan dari Allah Ta’ala. Sesungguhnya
Dia adalah Dzat Yang Maha mendengar lagi mengabulkan do’a.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar