Rabu, 22 Mei 2013

edisi 8 Sifat Mukmin Yang Dijamin Masuk Surga




Media             Dakwah Sekretariat: Jl. Veteran Rt 04 Kel.Bagan Pete.Jambi                        Edisi 8 .17 Mei 2013  oleh Pondok Asy-syifa
Sifat Mukmin Yang Dijamin Masuk Surga
Segala puji hanyalah milik Allah. Shalawat serta salam semoga selalu tercurah kepada Rasulullah, keluarga beliau, shahabat beliau, dan orang-orang yang mengikuti mereka dengan baik.
Surga, siapa diantara kita yang tidak ingin masuk ke dalamnya? Allah Ta’ala berfirman (yang artinya), “Penduduk surga bisa mendapatkan apa saja yang mereka inginkan di dalam surga. Dan di sisi Kami ada tambahan kenikmatan” (QS. Qaaf : 35). Kaum muslimin yang dimuliakan Allah, tentu kita semua ingin masuk surga. Terlebih lagi, di dalam surga terdapat puncak kenikmatan yang diidam-idamkan setiap muslim, yakni memandang wajah Allah Ta’ala. Namun, jalan menuju surga tidaklah mudah. Oleh karena itu, dibutuhkan perjuangan yang sungguh-sungguh untuk bisa istiqomah dalam menempuh jalan menuju surga.
Sifat mukmin yang dijamin masuk surga
Dari ‘Ubadah bin Shamit radhiyallahu ‘anhu, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Berikan jaminan padaku dengan enam perkara dari diri kalian, akan aku jamin surga untuk kalian : (1) Jujurlah jika berbicara (2) penuhilah jika kalian berjanji (3) tunaikanlah jika kalian diberi amanah (4) jagalah kemaluan kalian (5) tundukkan pandangan kalian (6) tahanlah tangan kalian” (HR. Ahmad, Hakim)Dalam hadits di atas, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam menybutkan enam sifat mukmin yang dijamin masuk surga.
Sifat ke-1: Jujur jika berbicara
Kejujuran adalah sebuah akhlak yang sangat mulia. Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Kalian wajib untuk jujur. Sesungguhnya kejujuran akan mengantarkan kepada kebaikan. Dan kebaikan akan mengantarkan kepada surga” (HR. Muslim). Dan Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam memperingatkan kita dari bahaya dusta. Beliau bersabda, “Hati-hatilah kalian dari dusta. Sesungguhnya dusta akan mengantarkan kepada maksiat, dan maksiat akan mengantarkan kepada neraka” (HR. Muslim). Termasuk perbuatan dusta yang sering diremehkan adalah berdusta dengan tujuan melawak. Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Celakalah orang yang berdusta dalam berbicara supaya orang lain tertawa. Celaka dia! Celaka dia!” (HR. Abu Dawud).
Oleh karena itu, mari kita biasakan untuk jujur, baik dalam ucapan maupun perbuatan. Jujurlah ketika bicara, ketika ujian, ketika berjualan, ketika bekerja, ketika mengisi data untuk keperluan tertentu, dan lainnya.
Sifat ke-2 : Memenuhi janji
Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Tanda orang munafik ada tiga : Jika berkata maka berdusta, jika diberi amanah maka berkhianat, dan jika berjanji maka melanggar” (HR. Bukhari dan Muslim).Diantara bentuk tidak memenuhi janji adalah orang tua yang menjanjikan anaknya yang sedang menangis dengan mengatakan “Diam nak… Nanti bapak belikan mainan” . Setelah anaknya diam, ternyata si ayah tidak membelikannya mainan. Ini termasuk menyelisihi janji. Dan diantara bentuk tidak memenuhi janji juga adalah terlambat mengembalikan barang pinjaman atau membayar hutang padahal sudah dijanjikan waktu pengembaliannya, terlambat memenuhi waktu perjanjian yang mana waktunya telah disepakati, dan lainnya.

 Sifat ke-3 : Menunaikan amanah
Allah Ta’ala berfirman (yang artinya), “Sesungguhnya Allah memerintahkan kalian untuk menunaikan amanah kepada orang yang berhak menerimanya” (QS. An Nisaa : 58). Syaikh Ibnu ‘Utsaimin rahimahullah mengatakan, “Amanah itu pembahasannya luas sekali. Dan pada intinya, amanah ada pada dua hal : amanah yang berkaitan dengan hak-hak Allah, yakni amanah yang diemban seorang hamba untuk beribadah kepada Allah dan amanah yang berkaitan dengan hak manusia” Maka, beribadah kepada Allah juga merupakan amanah yang harus ditunaikan seorang hamba. Amanah tersebut berkaitan dengan hak Allah. Adapun amanah yang berkaitan dengan hak manusia contohnya adalah barang titipan dari seseorang, jabatan atau kekuasaan, serta rahasia yang harus dijaga.
Syaikh Ibnu ‘Utsaimin juga mengatakan, “Menunaikan amanah adalah tanda-tanda keimanan seseorang. Jika engkau menjumpai seseorang yang memegang amanahnya, menunaikannya dengan sebaik-baiknya, maka ketahuilah dia adalah orang yang kuat imannya. Sebaliknya, jika engkau mengetahui bahwa dia berkhianat, ketahuilah bahwa dia orang yang lemah imannya” (Syarh Riyadhus Shalihin, 2/464).
Sifat ke-4 : Menjaga kemaluan
Di dalam Al Qur’an, Allah menerangkan bahwa diantara sifat seorang mukmin yang beruntung adalah orang yang menjaga kemaluannya. Allah berfirman (yang artinya), “dan orang-orang yang menjaga kemaluannya, kecuali kepada istri-istri atau budak-budak mereka, maka mereka itu tidak tercela. Adapun orang-orang yang mencari selain itu, mereka adalah orang yang melampaui batas”(QS. Al Mu’minuun : 5-7).
Maka, mukmin yang beruntung adalah yang menjaga kemaluannya. Adapun orang yang tidak menjaganya dengan berzina atau onani, maka dia adalah orang yang melampaui batas. Allah berfirman (yang artinya), “Janganlah kalian mendekati zina. Sesungguhnya zina adalah perbuatan keji dan jalan yang buruk” (QS. Al Israa : 32).
Sifat ke-5 : Menundukkan pandangan
Allah berfirman (yang artinya), “Katakanlah kepada orang-orang yang beriman, hendaknya mereka menundukkan pandangannya dan menjaga kemaluan mereka. Sesungguhnya itu lebih suci bagi mereka” (QS. An Nuur : 30).Ibnul Qayyim mengatakan, “Pandangan adalah penunjuk jalan serta utusan syahwat. Menjaga pandangan adalah modal pokok untuk menjaga kemaluan. Siapa yang tidak menjaga pandangannya, dia telah menempatkan dirinya ke tempat kehancuran” .Maka jagalah pandangan dari lawan jenis. Orang yang mampu menjaga pandangannya, Allah akan menerangi hatinya dengan cahaya.
Sifat ke-6 : Tidak menganggu orang lain
Allah Ta’ala berfirman (yang artinya), “Dan orang-orang yang menyakiti laki-laki dan wanita yang beriman tanpa ada kesalahan yang mereka perbuat, sungguh mereka telah menanggung kedustaan dan dosa yang nyata” (QS. Al Ahzab : 58). Seorang muslim adalah orang yang tidak menganggu saudaranya, temannya, maupun tetangganya. Mereka merasa aman dengan kehadiran dirinya. Adapun orang yang suka mengganggu atau menyakiti orang lain, baik dengan lisan maupun tangannya, maka dia bukanlah seorang muslim yang sejati. Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Setiap muslim itu bersaudara. Maka tidak boleh menzhaliminya, menelantarkannya, mendustakannya, ataupun menghinanya. (Lalu beliau bersabda) Cukuplah seseorang dikatakan telah berbuat keburukan jika ia menghina saudaranya sesama muslim. Darah, harta, dan kehormatan setiap muslim atas muslim lainnya adalah haram (untuk diganggu)” (HR. Muslim)
Segala taufik hanya ditangan Allah
Kaum muslimin yang dirahmati Allah, itulah enam sifat seorang mukmin yang dijamin oleh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam untuk masuk surga. Kita memohon kepada Allah agar memberikan kita taufik-Nya serta membantu kita untuk melaksanakan keenam sifat tersebut, karena tiada daya dan upaya melainkan dari Allah Ta’ala. Sesungguhnya Dia adalah Dzat Yang Maha mendengar lagi mengabulkan do’a.

Mohon  buletin ini tidak dibaca ketika  khotib sedang berkutbah

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar