Sekretariat:
Jl. Veteran Rt 04 Kel.Bagan Pete.Jambi Edisi 5.25 April 2013
oleh Pondok As-syifa
Perpecahan
Umat Islam
Sungguh sayang sungguh malang, umat Islam di masa ini bak
buih di lautan, banyak jumlahnya namun tercerai-berai. Heran bukan kepalang
melihat fenomena ini, kita semua tahu bahwa Islam yang dibawa Rasulullah Shallallahu’alaihi
Wasallam hanya 1 macam, sebagaimana firman Allah Ta’ala yang
artinya: “Sesungguhnya kalian adalah
umat yang satu dan Aku adalah Rabb kalian, maka beribadahlah kepada-Ku” [Al-Anbiyaa
: 92].
Namun mengapa hari ini Islam menjadi
bermacam-macam?jawabanya hanya satu,umat muslim harus mempunyai ilmu
pengetahuan islam secara kafah,dgn ilmunya bisa memilah dan memilih secara
dalil aqli dan naqli bukan factor ikut ikutan dan bangga dgn bendera golongan
golonganya.
Rasulullah SAW bersabda:
"Sesungguhnya keutamaan orang berilmu dibandingkan dengan ahli ibadah itu bagaikan keutamaan diriku dibandingkan dengan lelaki paling hina dari umatku".
Beliau juga bersabda:
"Memandang wajah orang alim sekali lebih aku sukai daripada beribadah setahun (puasa dan shalat malam selama setahun)".
Rasulullah SAW pernah pula bertanya pada para sahabat beliau: "Tidak inginkah kalian aku tunjukkan ahli surga yang paling mulia?", para sahabat menjawab: "Tentu saja kami ingin, ya Rasul Allah". Rasulullah SAW bersabda: "Mereka adalah Ulama (yang mengamalkan ilmu mereka) dari umatku". Oleh sebab itulah Rasulullah SAW bersabda:
"Ilmu itu berada didepan amal, sedangkan amal harus mengikuti ilmu".
"Sesungguhnya keutamaan orang berilmu dibandingkan dengan ahli ibadah itu bagaikan keutamaan diriku dibandingkan dengan lelaki paling hina dari umatku".
Beliau juga bersabda:
"Memandang wajah orang alim sekali lebih aku sukai daripada beribadah setahun (puasa dan shalat malam selama setahun)".
Rasulullah SAW pernah pula bertanya pada para sahabat beliau: "Tidak inginkah kalian aku tunjukkan ahli surga yang paling mulia?", para sahabat menjawab: "Tentu saja kami ingin, ya Rasul Allah". Rasulullah SAW bersabda: "Mereka adalah Ulama (yang mengamalkan ilmu mereka) dari umatku". Oleh sebab itulah Rasulullah SAW bersabda:
"Ilmu itu berada didepan amal, sedangkan amal harus mengikuti ilmu".
Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman:
"Dan berpeganglah kamu semuanya kepada tali (agama) Allah dan janganlah kamu bercerai-berai." (Ali Imran: 103)
"Dan janganlah kamu termasuk orang-orang yang memperse-kutukan Allah. Yaitu orang-orang yang memecah belah agama mereka dan mereka menjadi beberapa golongan. Tiap-tiap go-longan merasa bangga dengan apa yang ada pada golongan me-reka." (Ar-Ruum: 31-32)
Nabi shalallahu Alaihi Wa Salam bersabda:
"Dan berpeganglah kamu semuanya kepada tali (agama) Allah dan janganlah kamu bercerai-berai." (Ali Imran: 103)
"Dan janganlah kamu termasuk orang-orang yang memperse-kutukan Allah. Yaitu orang-orang yang memecah belah agama mereka dan mereka menjadi beberapa golongan. Tiap-tiap go-longan merasa bangga dengan apa yang ada pada golongan me-reka." (Ar-Ruum: 31-32)
Nabi shalallahu Alaihi Wa Salam bersabda:
"Aku wasiatkan padamu agar engkau bertakwa kepada
Allah, patuh dan ta'at, sekalipun yang memerintahmu seorang budak Habsyi. Sebab
barangsiapa hidup (lama) di antara kamu tentu akan menyaksikan perselisihan
yang banyak. Karena itu, berpe-gang teguhlah pada sunnahku dan sunnah
khulafa'ur rasyidin yang (mereka itu) mendapat petunjuk. Pegang teguhlah ia
se-kuat-kuatnya. Dan hati-hatilah terhadap setiap perkara yang di-ada-adakan,
karena semua perkara yang diada-adakan itu ada-lah bid'ah, sedang setiap bid'ah
adalah sesat (dan setiap yang sesat tempatnya di dalam Neraka)." (HR.
Nasa'i dan At-Tirmi-dzi, ia berkata hadits hasan shahih).
"Aku
tinggalkan padamu dua perkara yang kalian tidak akan ter-sesat apabila
(berpegang teguh) kepada keduanya, yaitu Kita-bullah dan Sunnahku. Tidak akan
bercerai-berai sehingga kedua-nya menghantarku ke telaga (Surga)." (Di-shahih-kan
Al-Albani dalam kitab Shahihul Jami')
Nabi Shalallahu Alaihi Wa Salam bersabda:
"Sesungguhnya Islam pada permulaannya adalah asing dan akan kembali menjadi asing seperti pada permulaannya. Maka keuntungan besar bagi orang-orang yang asing." (HR. Muslim)
Dalam riwayat ini dijelaskan makna asingnya islam:
"Dan keuntungan besar bagi orang-orang yang asing. Yaitu orang-orang yang (tetap) berbuat baik ketika manusia sudah rusak." (Al-Albani berkata, "Hadits ini diriwayatkan oleh Abu Amr Ad-Dani dengan sanad shahih")jelas sudah asingnya islam bukan dari pandangan zhohir,penampilan,pakaian,tata cara,adat istiadat.
"Sesungguhnya Islam pada permulaannya adalah asing dan akan kembali menjadi asing seperti pada permulaannya. Maka keuntungan besar bagi orang-orang yang asing." (HR. Muslim)
Dalam riwayat ini dijelaskan makna asingnya islam:
"Dan keuntungan besar bagi orang-orang yang asing. Yaitu orang-orang yang (tetap) berbuat baik ketika manusia sudah rusak." (Al-Albani berkata, "Hadits ini diriwayatkan oleh Abu Amr Ad-Dani dengan sanad shahih")jelas sudah asingnya islam bukan dari pandangan zhohir,penampilan,pakaian,tata cara,adat istiadat.
Rasulullah shallallahu'alaihi wa sallam
bersabda:
"Sedikit ilmu lebih baik dari banyak ibadah. Cukup bagi seorang pengetahuan fiqihnya jika dia mampu beribadah kepada Allah (dengan baik) dan cukup bodoh bila seorang merasa bangga (ujub) dengan pendapatnya sendiri." (HR. Ath-Thabrani)
"Sedikit ilmu lebih baik dari banyak ibadah. Cukup bagi seorang pengetahuan fiqihnya jika dia mampu beribadah kepada Allah (dengan baik) dan cukup bodoh bila seorang merasa bangga (ujub) dengan pendapatnya sendiri." (HR. Ath-Thabrani)
Dari Abdullah bin'Amr radhiyallahu
anhuma, bahwa Nabi shallallahu alaihi wasallam berlindung dari empat perkara
yaitu:
1. Ilmu yang tidak bermanfaat.
2. Hati yang tidak khusyu’.
3. Doa yang tidak didengar.
4. Jiwa yang tidak kenyang.
1. Ilmu yang tidak bermanfaat.
2. Hati yang tidak khusyu’.
3. Doa yang tidak didengar.
4. Jiwa yang tidak kenyang.
Rasulullah shallallahu
‘alaihi wasallam bersabda,
Barangsiapa
membuat suatu perkara baru dalam urusan
kami ini (urusan agama) yang tidak ada asalnya, maka perkara tersebut
tertolak” (HR. Bukhari no. 2697 dan Muslim
no. 1718)
Barangsiapa melakukan suatu amalan yang bukan berasal dari kami, maka amalan tersebut tertolak” (HR. Muslim no. 1718)
Amma ba’du. Sesungguhnya sebaik-baik perkataan adalah
kitabullah dan sebaik-baik petunjuk adalah petunjuk Muhammad shallallahu
‘alaihi wa sallam. Sejelek-jelek perkara adalah (perkara agama) yang
diada-adakan, setiap (perkara agama) yang diada-adakan itu adalah bid’ah,
setiap bid’ah adalah kesesatan” (HR. Muslim no. 867)
Nabi bersabda :
لَعَنَ اللهُ الْيَهُوْدَ وَالنَّصاَرَى اتَّخَذُوا قُبُوْرَ أَنْبِياَئِهِمْ مَسْجِدًا
“Allah telah melaknat Yahudi dan Narani yang mereka menjadikan kuburan nabi-nabi mereka sebagai mesjid”. (Muttafaqun 'alaihi).
Dan sabda Beliau Shalallahu 'alaihi wassalam :
أَلاَ وَإِنَّ مَنْ كاَنَ قَبْلَكُمْ كَانُوا يَتَّخِذُوْنَ قُبُوْرَ أَنْبِياَئِهِمْ وَصَالِحِيْهِمْ مَساَجِدَ أَلاَ وَلاَ تَتَّخِذُوا الْقُبُوْرَ مَساَجِدَ إِنِّي أَنْهاَكُمْ عَنْ ذَلِكَ
“Ingatlah sesungguhnya orang sebelum kalian, mereka menjadikan kuburan nabi-nabi dan orang-orang shaleh mereka sebagai mesjid, ingatlah, maka janganlah kalian menjadikan kuburan-kuburan sebagai mesjid, sesungguhnya saya melarang kalian akan itu”. (H. R. Muslim).
لَعَنَ اللهُ الْيَهُوْدَ وَالنَّصاَرَى اتَّخَذُوا قُبُوْرَ أَنْبِياَئِهِمْ مَسْجِدًا
“Allah telah melaknat Yahudi dan Narani yang mereka menjadikan kuburan nabi-nabi mereka sebagai mesjid”. (Muttafaqun 'alaihi).
Dan sabda Beliau Shalallahu 'alaihi wassalam :
أَلاَ وَإِنَّ مَنْ كاَنَ قَبْلَكُمْ كَانُوا يَتَّخِذُوْنَ قُبُوْرَ أَنْبِياَئِهِمْ وَصَالِحِيْهِمْ مَساَجِدَ أَلاَ وَلاَ تَتَّخِذُوا الْقُبُوْرَ مَساَجِدَ إِنِّي أَنْهاَكُمْ عَنْ ذَلِكَ
“Ingatlah sesungguhnya orang sebelum kalian, mereka menjadikan kuburan nabi-nabi dan orang-orang shaleh mereka sebagai mesjid, ingatlah, maka janganlah kalian menjadikan kuburan-kuburan sebagai mesjid, sesungguhnya saya melarang kalian akan itu”. (H. R. Muslim).
Syaikhul Islam
menjelaskan sebab kedua umat yahudi dan nasrani dikafirkan:
Kesimpulannya, bahwa kekafiran orang
yahudi pada asalnya disebabkan mereka tidak mengamalkan ilmu mereka. Mereka
memahami kebenaran, namun mereka tidak mengikuti kebenaran tersebut dengan amal
atau ucapan. Sedangkan kekafiran nasrani disebabkan amal perbuatan mereka yang tidak didasari ilmu.
Mereka rajin dalam melaksanakan berbagai macam ibadah, tanpa adanya syariat dari Allah…
karena itu, sebagian ulama, seperti Sufyan bin Uyainah dan yang lainnya
mengatakan: “Jika ada golongan ulama yang sesat, itu karena dalam dirinya ada
kemiripan dengan orang yahudi. Sedangkan golongan ahli ibadah yang rusak karena
dalam dirinya ada kemiripan dengan orang nasrani” (Iqtidha’ Shirathal
Mustaqim, Ahmad bin Abdul Halim al-Harrani,
dengan Tahqiq Dr. Nashir al-`Aql, Kementrian
Wakaf dan Urusan Islam
KSA, 1419 H, jilid 1, hal. 79 )
Penjelasan yang bagus di atas memberikan
kesimpulan, titik perbedaan antara umat islam dengan kaum yahudi dan nasrani
adalah terkait masalah ilmu dan amal. Umat islam menduduki posisi pertengahan,
dengan menggabungkan antara ilmu dan
amal.
Semoga Allah Ta’ala
senantiasa menunjukkan kita kepada jalan yang lurus, yaitu jalan yang ditempuh
oleh orang-orang yang diberikan ni’mat, bukan jalannya orang-orang yang
dimurkai dan orang-orang tersesat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar