Jumat, 05 April 2013

POLA MAKAN DAN HIDUP SEHAT RASULULLAH SAW_=

SEBENARNYA, YANG MEMBUAT KITA SEHAT ITU BUKAN HANYA APA YANG KITA MAKAN MELAINKAN BAGAIMANA POLA MAKAN KITA.

=_POLA MAKAN DAN HIDUP SEHAT RASULULLAH SAW_=

Makanan yang tidak boleh dicampur dalam satu hidangan:
1. Susu dengan ikan.
2. Cuka dengan susu.
3. Buah-buahan dengan susu.
4. Daun salad dengan ikan.
5. Bawang putih dengan bawang merah (jika dicampur boleh menyebabkan lumpuh/asam urat, bawang besar jika dimakan selama 40 hari berturut-turut boleh menyebabkan bintik hitam di muka).
6. Daging segar dengan daging kering.
7. Benda masam dengan benda berasid seperti cuka.
8. Cuka dengan nasi.
9. Buah delima dengan serunding.
10. Telur dengan ikan.
**Semua ini jika diamalkan akan menyebabkan penyakit Lumpuh, stroke dll.
**Tidur seketika (10-15min) sebelum zohor akan mengembalikan tenaga (dianjurkan).

Perkara Yang Perlu Dihindari Untuk Menjaga Kesehatan Tubuh.
1. Jangan mandi air hangat setelah makan kenyang (paling bahaya daripada pola makan diatas).
2. Senaman sebelum makan.
3. Jangan senaman atau berjalan setelah makan tengah hari.
4. Jangan makan buah setelah makan karena dapat menyebabkan berbagai penyakit diantaranya kanker.
5. Makan buah setelah makan akan mengambil masa 8 jam untuk menghadam makanan.
6. Makan buah sebelum makan (1/2 jam sebelum makan nasi) dapat mencegah dan mengobati kanker karena perpaduan air liur dengan buah dapat mengobati kanker.
7. Jangan tinggalkan makan malam walaupun sebiji kurma karena jika terbiasa meninggalkan makan malam akan mempercepatkan tua sebelum waktunya.
8. Makan sedikit waktu malam akan membuat awet muda, sunnah nabi dan mencegah perut buncit atau gemuk yang tak sehat serta mencegah kolesterol.
9. Setelah makan malam sebaiknya bergerak atau berjalan sekurang-kurangnya 100 langkah.
10. Jangan tidur setelah makan akan menyebabkan sembelit.
***kalau tidak makan malam, enzim akan memproses lemak dalam perut dan lemak akan menjadi bertambah lemak atau kolestrol bertambah.

Di Bawah Ini Adalah Tips Hidup Sehat Ala Rasulullah SAW:
1. SELALU BANGUN SEBELUM SUBUH
Rasul selalu mengajak ummatnya untuk bangun sebelum subuh, melaksanakan sholat sunah dan sholat Fardhu,sholat subuh berjamaah. Hal ini memberi hikmah yg mendalam antara lain :
- Berlimpah pahala dari Allah.
- Kesegaran udara subuh yg bagus utk kesehatan/ terapi penyakit TB.
- Memperkuat pikiran dan menyehatkan perasaan.

2. AKTIF MENJAGA KEBERSIHAN
Rasul selalu senantiasa rapi & bersih, tiap hari kamis atau Jumaat beliau mencuci rambut-rambut halus di pipi, selalu memotong kuku, bersisir dan berminyak wangi. “Mandi pada hari Jumaat adalah wajib bagi setiap orang-orang dewasa. Demikian pula menggosok gigi dan memakai harum-haruman” (HR Muslim)

3. TIDAK PERNAH BANYAK MAKAN
Sabda Rasul :“Kami adalah sebuah kaum yang tidak makan sebelum lapar dan bila kami makan tidak terlalu banyak (tidak sampai kekenyangan)”(Muttafaq Alaih)
Dalam tubuh manusia ada 3 ruang untuk 3 benda :
Sepertiga untuk udara, sepertiga untuk air dan sepertiga lainnya untuk makanan.Bahkan ada satu tarbiyyah khusus bagi ummat Islam dengan adanya Puasa Ramadhan untuk menyeimbangkan kesehatan.

4. GEMAR BERJALAN KAKI
Rasul selalu berjalan kaki ke Masjid, Pasar, medan jihad, mengunjungi rumah sahabat, dan sebagainya. Dengan berjalan kaki, keringat akan mengalir,pori-pori terbuka dan peredaran darah akan berjalan lancar. Ini penting untuk mencegah penyakit jantung.

5. TIDAK PEMARAH
Nasihat Rasulullah : “Jangan Marah”diulangi sampai 3 kali. Ini menunjukkan hakikat kesehatan dan kekuatan Muslim bukanlah terletak pada jasadiyah belaka, tetapi lebih jauh yaitu dilandasi oleh kebersihan dan kesehatan jiwa. Ada terapi yang tepat untuk menahan marah :
- Mengubah posisi ketika marah, bila berdiri maka duduk, dan bila duduk maka berbaring
- Membaca Ta ‘awwudz, karena marah itu dari Syaithon
- Segeralah berwudhu
- Sholat 2 Rokaat untuk meraih ketenangan dan menghilangkan kegundahan hati.

6. OPTIMIS DAN TIDAK PUTUS ASA
Sikap optimis akan memberikan dampak psikologis yang mendalam bagi kelapangan jiwa sehingga tetap sabar, istiqomah dan bekerja keras, serta tawakal kepada Allah SWT.

7. TAK PERNAH IRI HATI
Untuk menjaga stabilitas hati & kesehatan jiwa, mentalitas maka menjauhi iri hati merupakan tindakan preventif yang sangat tepat.

Para pakar kesehatan menyatakan bahwa udara sepertiga malam terakhir sangat kaya dengan oksigen dan belum terkotori oleh zat-zat lain, sehingga sangat bermanfaat untuk optimalisasi metabolisme tubuh. Hal ini jelas sangat besar pengaruhnya terhadap vitalitas seseorang dalam aktivitasnya selama seharian penuh.

Contohlah Rasulullah, yang setiap subuh selalu mendapat asupan udara segar. Beliau bangun sebelum subuh dan melaksanakan qiyamul lail. Biasanya orang yang memulai kehidupan di pagi hari dengan bangun subuh, akan menjalani hari dengan penuh semangat dan optimisme. Berbeda dengan orang yang tidak bangun di subuh hari, biasanya lebih mudah terserang rasa malas untuk beraktivitas.

Untuk menjaga kesehatan mulut dan giginya pada pagi hari, Rasulullah SAW biasa memakai siwak. Siwak mengandung flour yang sangat bermanfaat dalam menjaga kesehatan gigi dan gusi. Mulut dan gigi merupakan organ tubuh yang sangat berperan dalam konsumsi makanan. Apabila mulut dan gigi sakit, maka biasanya proses konsumsi makanan menjadi terganggu.

Rasulullah saw membuka menu sarapannya dengan air dingin yang dicampur dengan madu. Dalam Al Qur’an, madu merupakan syifaa (obat) yang diungkapkan dengan isim nakiroh, menunjukkan arti umum dan menyeluruh. Pada dasarnya madu bisa menjadi obat atas berbagai penyakit. Madu berfungsi untuk membersihkan lambung, mengaktifkan usus-usus, dan menyembuhkan sembelit, wasir, luka bakar, dan peradangan.

Tujuh butir kurma ajwa (matang) menjadi kebiasaan Rasulullah saw menjelang siang. Beliau pernah bersabda, “Barang siapa yang makan tujuh butir kurma, maka akan terlindungi dari racun.” Hal ini terbukti ketika seorang wanita Yahudi menaruh racun dalam makanan Rasulullah pada sebuah percobaan pembunuhan di perang Khaibar, racun yang tertelan oleh beliau kemudian bisa dinetralisir oleh zat-zat yang terkandung dalam kurma. Sementara itu Bisyir ibu al Barra’, salah seorang sahabat yang ikut makan racun tersebut akhirnya meninggal, tetapi Rasulullah saw selamat dari racun tersebut. Rahasianya adalah tujuh butir kurma yang biasa dikonsumsi Rasulullah saw.

Menjelang sore hari, menu Rasulullah biasanya adalah cuka dan minyak zaitun. Tentu saja tidak hanya cuka dan minyak zaitun, tetapi dikonsumsi dengan makanan pokok seperti roti. Manfaatnya banyak sekali, diantara mencegah lemah tulang, kepikunan, melancarkan sembelit, menghancurkan kolesterol, dan melancarkan pencernaan.
Di malam hari, menu utama makan malam Rasulullah adalah sayur- sayuran. Secara umum, sayuran memiliki kandungan zat dan fungsi yang sama, yaitu menguatkan daya tahan tubuh dan melindunginya dari serangan penyakit.

Setelah makan malam Rasulullah tidak langsung tidur. Beliau beraktivitas
terlebih dahulu supaya makanan yang dikonsumsi masuk lambung dengan cepat dan mudah dicerna. Caranya bisa juga dengan shalat. Rasulullah saw bersabda: “Cairkan makanan kalian dengan berdzikir kepada Allah dan shalat, serta janganlah kalian langsung tidur setelah makan, karena dapat membuat hati kalian menjadi keras.”
===========================================================================================
Sebagian dari point2 diatas telah diriset dan hasilnya menakjubkan, sebagian lagi barangkali masih proses oleh para ilmuan. Yang jelas bagi orang beriman jika itu datangnya dari ALLAH dan Rasulnya maka hanya ada dua kata; "sami'na wa ato'na"

Rabu, 03 April 2013

Neraka Haram Bagi Yang Mengucapkan “Laa Ilaha Illallah”



Mengucapkan kalimat laa ilaha illallah begitu mudahnya di lisan. Namun sebenarnya tidak cukup seperti itu. Karena mengucapkannya tanpa diiringi keyakinan, mengucapkan tapi malah gemar mewariskan kesyirikan, tentu tiada manfaat. Kalimat tersebut baru bermanfaat ketika diyakini maknanya, diucapkan lalu dijalankan konsekuensinya dengan mentauhidkan Allah dan menjauhi perbuatan syirik.
Dalam hadits muttafaqun ‘alaih, dari ‘Itban bin Malik bin ‘Amr bin Al ‘Ajlan Al Anshari, Rasulullah shallallahu‘alaihi wasallam bersabda,
فَإِنَّ اللَّهَ حَرَّمَ عَلَى النَّارِ مَنْ قَالَ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللَّهُ . يَبْتَغِى بِذَلِكَ وَجْهَ اللَّهِ
Sesungguhnya Allah mengharamkan dari neraka, bagi siapa yang mengucapkan laa ilaha illallah (tiada sesembahan yang benar disembah selain Allah) yang dengannya mengharap wajah Allah” (HR. Bukhari no. 425 dan Muslim no. 33).
Maksud hadits di atas bahwasanya Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam mengabarkan  barangsiapa mengucapkan kalimat laa ilaha illallah dengan ikhlas dan melaksanakan konsekuensinya yaitu menjauhi kesyirikan dan mengamalkan kalimat tadi secara lahir dan batin, dan mati dalam keadaan demikian, maka neraka tidak akan menyentuhnya pada hari kiamat kelak. Demikian kata Syaikhuna Dr. Sholih Al Fauzan dalam kitab beliau Mulakhas fii Syarh Kitab Tauhid, hal. 28.
Syaikh ‘Abdurrahman bin Muhammad bin Qasim Al Hambali berkata, “Hadits ini menunjukkan hakikat makna laa ilaha illallah. Barangsiapa yang mengucapkan kalimat tersebut dengan mengharap wajah Allah, maka ia harus mengamalkan konsekuensi kalimat tersebut yaitu mentauhidkan Allah dan menjauhi kesyirikan. Balasannya bisa diperoleh jika terpenuhinya syarat dan terlepasnya halangan” (Hasyiyah Kitab Tauhid, hal. 28).
Penulis kitab Fathul Majid -Syaikh ‘Abdurrahman bin Hasan Alu Syaikh- menyampaikan perkataan yang patut kita ingat, “Kebanyakan orang mengucapkan kalimat laa ilaha illallah namun tidak ikhlas kepada Allah. Banyak yang mengucapnya namun hanya ikut-ikutan dan sekedar jadi adat kebiasaan, namun tidak pernah dirasakan lezatnya iman di hati kala keluar di lisan. Dan kebanyakan yang disiksa di alam kubur adalah orang-orang semacam ini yaitu sebagaimana dikatakan dalam hadits “Aku mendengar orang-orang mengucapkannya, maka aku pun ikut mengucapkannya”. Jadi mayoritas amalan orang semacam ini hanyalah taqlid buta (ikut-ikutan saja) dan mengekor orang-orang semisalnya. Mereka semisal yang dikatakan dalam firman Allah,
إِنَّا وَجَدْنَا آَبَاءَنَا عَلَى أُمَّةٍ وَإِنَّا عَلَى آَثَارِهِمْ مُقْتَدُونَ
Sesungguhnya kami mendapati bapak- bapak kami menganut suatu agama dan sesungguhnya kami adalah pengikut jejak-jejak mereka” (QS. Az Zukhruf: 23)” (Fathul Majid, hal. 62).
Nas-alullah salamah min hadzal fitan, kita memohon kepada Allah keselamatan dari fitnah semacam ini.
Jadi, mengucapkan kalimat tersebut bukan hanya di lisan, namun hendaknya diiringi dengan keyakinan di hati, lalu ditambah menjalankan konsekuensi kalimat tersebut dengan mentauhidkan Allah dan menjauhi segala macam syirik.
Beberapa faedah yang bisa digali dari hadits di atas:
  1. Menunjukkan keutamaan orang yang bertauhid dan tidak berbuat syirik bahwasanya ia akan diselamatkan dari siksa neraka dan juga dihapuskan dosa.
  2. Iman tidaklah cukup dengan ucapan namun harus diiringi dengan i’tiqad (keyakinan) dalam hati. Jika hanya diucap saja, tidak di batin, maka itu sama halnya dengan orang munafik.
  3. Iman juga tidak bermanfaat jika hanya i’tiqad (keyanikan) di hati tanpa ada ucapan sebagaimana keadaan orang-orang jaahid (yang menentang).
  4. Neraka haram bagi orang yang memiliki tauhid yang sempurna.
  5. Amal tidaklah bermanfaat jika tidak diiringi dengan ikhlas mengharap wajah Allah dan mengikuti sunnah Rasul -shallallahu ‘alaihi wa sallam-.
  6. Barangsiapa mengucapkan kalimat laa ilaha illalah namun ia beribadah kepada selain Allah sebagaimana halnya ibadah quburiyun, maka tidak bermanfaat kalimat tersebut.
  7. Allah memiliki sifat wajah yang layak bagi Allah sesuai dengan kemuliaan dan keagungan-Nya.
Demikian, semoga Allah memudahkan kita menjadi ahli tauhid dan menjauhi kesyirikan. Wallahul muwaffiq.



Aqidah Tauhid

Di antara manusia ada yang mengatakan:”Kami beriman kepada Allah dan Hari Kemudian”, padahal mereka itu sesungguhnya bukan orang-orang yang beriman. (QS. 2:8)
Mereka hendak menipu Allah dan orang-orang yang beriman, padahal mereka hanya menipu diri sendiri sedang mereka tidak sadar. (QS. 2:9)
Dalam hati mereka ada penyakit, lalu ditambah Allah penyakitnya; dan bagi mereka siksa yang pedih, disebabkan mereka berdusta. (QS. 2:10).
6. al-Ikhlas.kebalikannya adalah as-syirk. Makna ikhlas yaitu membersihkan segala bentuk amalan dari segala unsur syirik. Rasulullah shallallahu ’alaihi wasallam bersabda:” Sesungguhnya Allah haramkan atas api neraka terhadap orang yang mengucapkan la ilaha illallah karena mengharapkan wajah Allah semata.”(HR. Bukhari-Muslim).
7. al-hubbu (cinta). kebalikannya adalah al-bughdhu(benci). Allah berfirman :
8.
وَمِنَ النَّاسِ مَن يَتَّخِذُ مِن دُونِ اللهِ أَندَادًا يُحِبُّونَهُمْ كَحُبِّ اللهِ وَالَّذِينَ ءَامَنُوا أَشَدُّ حُبًّا للهِ
Dan di antara manusia ada orang-orang yang menyembah tandingan-tandingan selain Allah; mereka mencintainya sebagaimana mereka mencintai Allah. Adapan orang-orang yang beriman amat sangat cintanya kepada Allah. (QS. 2:165).
KONSEKWENSI DARI KALIMAT LA ILAHA ILLALLAH
Konsekwensi dari kalimat la ilah illallah adalah meninggalkan segala bentuk ibadah kepada selain Allah yang ditunjukkan dengan ungkapan ‘la ilaha’. Selanjutnya beribadah hanya kepada Allah semata, yang ditunjukkan oleh kalimat ‘illallah’. Sebab realita yang terjadi bahwa banyak orang yang mengatakannya tetapi, perbuatan mereka menyelisihi apa yang telah mereka ucapkan. Mereka mengatakannya sementara di sisi lain masih tetap mengantungkan harapan dan doa kepada makhluk, seperti kuburan para wali, benda-benda yang dikeramatkan dan sebagainya.
MAKNA SYAHADAT MUHAMMAD RASULULLAH
Maknanya yaitu mengaku secara zahir dan batin bahwa Muhammad adalah hamba Allah dan Rasul-Nya yang diutus kepada seluruh manusia, selanjutnya mengerjakan segala konsekwensi dari ucapan tersebut berupa mentaati segala perintahnya, membenarkan segala berita yang disampaikannya, menjauhi segala yang dilarangnya,dan tidak beribadah menyembah Allah kecuali dengan mengikuti apa-apa yang disyariatkan Rasulullah shallallahu ’alaihi wasallam.
RUKUN SYAHADAT MUHAMMAD RASULULLAH
Dalam kesaksian ini terdapat dua rukun yang sangat penting diketahui, yaitu:
1. Muhammad adalah hamba Allah.
2. Muhammad adalah Rasul utusan Allah.
Rukun pertama memiliki konsekwensi agar kita tidak berlebih-lebihan dalam memuliakan Rasulullah hingga mengangkat derajat beliau ketingkat Uluhiyyah,seolah-olah beliau sebanding dengan Allah. Sebab beliau adalah manusia yang tidak bisa mendatangkan bagi dirinya manfa’at ataupun menolak mudarat kecuali apa yang telah dikehendaki Allah. beliau juga tidak mengetahui perkara ghaib. Allah berfirman:
قُل لآأَقُولُ لَكُمْ عِندِى خَزَآئِنُ اللهِ وَلآأَعْلَمُ الْغَيْبَ وَلآأَقُولُ لَكُمْ إِنِّي مَلَكٌ إِنْ أَتَّبِعُ إِلاَّ مَايُوحَى إِلَيَّ قُلْ هَلْ يَسْتَوِي الأَعْمَى وَالْبَصِيرُ أَفَلاَ تَتَفَكَّرُونَ
Katakanlah:”Aku tidak mengatakan kepadamu, bahwa perbendaharaan Allah ada padaku, dan tidak (pula) aku mengetahui yang ghaib dan tidak (pula) aku mengatakan kepadamu bahwa aku ini malaikat. Aku tidak mengikuti kecuali apa yang telah diwahyukan kepadaku. Katakanlah:”Apakah sama orang yang buta dengan orang yang melihat”. Maka apakah kamu tidak memikirkan(nya). (QS. 6:50)